KIMIA LINGKUNGAN
Hari / tanggal : Rabu, 21 Desember 2011
Materi : Pemeriksaan Kadar DO
Tujuan : Untuk mengetahui kadar DO dalam air sampel yaitu air sampel selokan.
A. DASAR TEORI
Proses aerasi biasa dilakukan pada pengolahan air untuk suatu tujuan tertentu. Aerasi dapat menurunkan kandungan gas-gas terlarut seperti CO2 atau H2S. Bahkan dapat menghilangkan besi dan mangan. Aerasi juga dapat dilakukan untuk tujuan memperbaiki rasa dan bau pada proses penyediaan air minum.
Adanya oksigen yang terlarut (DO) dalam air dapat meningkatkan aktivitas kehidupan ikan dan organisme-organisme yang lebih kecil dalam air. Sebaliknya, adanya oksigen terlarut yang cukup tinggi dalam air dapat menyebabkan korosi. Apalagi pada sistem saluran air panas. Untuk ini pada beberapa industri tidak menghendaki adanya kandungan oksigen yang tinggi dalam air yang akan digunakan untuk proses industri, terutama yang menggunakan alat-alat dari besi.
Pada pemeriksaan oksigen terlarut ini akan mengalami beberapa proses reaksi yang mana pada tahap awal oksigen diendapkan sebagai MnO2 (berwarna kuning-coklat) dengan penambahan Mn (bervalensi 2) dalam suasana basa. Dengan penambahan asam kuat, MnO2 akan terlarut yang selanjutnya mengoksidasi (I-) menjadi iodium (I2). Iodium yang terbentuk ditentukan dengan larutan Natrium tiosulfat dengan indikator amylum.
Reaksi-reaksi tersebut diatas dapat diganggu oleh beberapa zat redactor (terutama zat organic) dan zat-zat oksidator.Namun dalam hal ini dapat dihindari dengan penambahan KMnO4 sampai berwarna sedikit rose dalam suasana asam, kemudian ditambah larutan asam oksalat ( H2C2O4) sampai warna rose tepat hilang.
Pemeriksaan oksigen hendaknya dilakukan di lapangan (lokasi pengambilan sampel) atau diendapkan terlebih dahulu sebagai MnO2, kemudian pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan di laboratorium.
B. ALAT dan BAHAN
Alat:
1. Botol Oksigen
2. Labu Erlenmeyer 500ml
3. Buret basa
4. Gelas ukur 500ml
5. Pipet ukur
6. Pipet tetes
7. Corong kaca
8. Statif
Bahan:
1. Reagen oksigen
2. Larutan MnSO4 40%
3. Larutan H2SO4 pekat
4. Na2S2O3 0,025 N
5. Indicator amylum
6. Air sampel (limbah indutri rumah tangga)
C. CARA KERJA
- Mengukur volume botol oksigen. Caranya dengan memasukkan air kran ke dalam botol oksigen hingga penuh kemudian ditutup, selanjutnya tuang isinya ke dalam gelas ukur 500ml, lihat dan catat berapa volumenya.
- Memasukkan air sampel ke dalam botol oksigen yang sudah diketahui volumnya, dimasukkan lewat dinding untuk menghindari aerasi sampai penuh kemudian tutup.
- Tambahkan 2ml reagen oksigen dan 2ml MnSO4 40%, tutup dan gojok hingga homogen. Diamkan sebentar amati endapan yang terbentuk. Jika endapan putih artinya O2=0 jadi pemeriksaan dihentikaN dan Jika endapan coklat berarti O2 ada jadi pemeriksaan dilanjutkan
- Tambahkan 2ml H2SO4 pekat kemudian gojok hingga endapan larut dan timbul endapan berwarna kuning kecoklatan.
- Ambil 200ml sampel + x (setelah dihitung xa = 2,9 dan xb = 2,8) dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
- Dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat 0,025 N hingga timbul perubahan warna dari kuning kecoklatan menjadi kuning muda. Kemudian tambahkan 1ml indikator amylum sampai timbul warna biru. Kemudian lanjutkan titrasi hingga warna biru tepat hilang. Stop titrasi dan catat volume titrasi. Titrasi dilakukan 2x yaitu pada botol oksigen 280ml dan 290ml
D. HASIL PENGAMATAN
NO KODE Volume awal (ml) Volume akhir (ml) Volume titrasi (ml)
1. Botol Oksigen 280ml 0 6,6 6,6
2. Botol Oksigen 290ml 6,6 13,4 6,8
Rata-rata volume titrasi 6,7 ml
Perhitungan nilai x ml (koreksi untuk nol yang tumpah)
V botol I : 280
V botol II : 290
200 ( (vbotolO2/(vbotolO2-4)) – 1)
x = 200 ( ( 280/(280-4)) – 1)
x = 200 ((280/276) – 1)
x = 200 (1,0145 – 1)
x = 200 . 0,0145
x = 2,9 ml
200(( vbotolO2/(VbotolO2-4)) – 1)
x = 200(( 290/(290-4)) – 1)
x = 200(( 290/286)-1)
x = 200 (1,014 – 1)
x = 200 . 0,014
x = 2,8 ml
Rumus Kadar DO = 1000/200 ×ml T ×0,025 ×F ×BE O2
= 1000/200 ×6,7 ×0,025 ×1 ×8
=6,7 mg / L O2
E. PEMBAHASAN
Pemeriksaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar DO dalam air sampel yaitu air limbah industry rumah tanga. Kadar DO di dapat dengan cara mereaksikan air sampel dengan 2ml reagen oksigen dan 2ml MnSO4 40%, pemeriksaan DO tidak dilanjutkan bila timbul endapan berwarna putih, karena dalam pemeriksaan ini timbul endapan berwarna coklat maka pemeriksaan dilanjutkan. Selanjutnya larutan dalam botol oksigen yang telah diketahui volumenya yaitu 280ml dan 290ml ditambahkan 2ml H2SO4 pekat sehingga endapan larut, sebelum dititrasi larutan tadi dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer untuk memudahkan titrasi. Larutan yang dimasukkann ke dalam labu Erlenmeyer adalah 200ml+ 2,8 ml untuk labu A dan 200ml+ 2,9 ml untuk labu B.Kemudian di titrasi dengan Na.tiosulfat 0,025 N sampai warna kuning kecoklatan berubah menjadi kuning muda lalu ditambahkan indikator amylum hingga timbul warna biru setelah itu dititrasi hingga warna biru tepat hilang catat volume titrasi. Volume titrasi Erlenmeyer A yaitu 6,8 ml dan Erlenmeyer B yaitu 6,6 ml. sehingga volume titrasi rata-ratanya 6,7 ml.
Setelah melakukan perhitungan kadar DO diperoleh yaitu 6,7 mg/ L oksigen. Jadi kadar DO = ml titrasi. Itu karena nilai dari factor (F) adalah 1
Dari hasil percobaan 6,7 mg/L oksigen maka kualitas air sampel bisa dikatakan baik bila dibandingkan dengan Permenkes 416 Tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air karena kadar DO diatas kadar minimal yang ditentukan yaitu 4,0 mg/L.
F. KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan kadar DO dalam air sampel limbah industri rumah tangga adalah 6,7 mg/L
O2 dalam air sangatlah penting karena berfungsi untuk kehidupan biota air dan DO atau O2 terlarut bisa digunakan untuk self purification.